Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk menahan arus listrikdengan memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm:
![\begin{align}V&=IR\\
I&=\frac{V}{R}\end{align}](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_svC_B1SAAjGfyekw2dIXA5htO_nMcqqzI9zqRjJtZW4zLYcSfBXuZ-vJMwvmOkLVZPOYP6DVSsmi8ceyEdVj-tFbOL0F-ANWh3QsG48wsJvSrA7GOLGBqg4HhbMA489ECl0wRfxt5UNpWxo-R2=s0-d)
Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik,
dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan.
Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat
resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi
Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkansirkuit terpadu.
Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya
resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian
agar tidak terbakar.
KONTRUKSI
Komposisi karbon
Resistor komposisi karbon terdiri
dari sebuah unsur resistif berbentuk tabung dengan kawat atau tutup
logam pada kedua ujungnya. Badan resistor dilindungi dengan cat atau
plastik. Resistor komposisi karbon lawas mempunyai badan yang tidak
terisolasi, kawat penghubung dililitkan disekitar ujung unsur resistif
dan kemudian disolder. Resistor yang sudah jadi dicat dengan kode warna
sesuai dengan nilai resistansinya.
Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan isolator (biasanya keramik). Resin digunakan
untuk melekatkan campuran. Resistansinya ditentukan oleh perbandingan
dari serbuk karbon dengan bahan isolator. Resistor komposisi karbon
sering digunakan sebelum tahun 1970-an, tetapi sekarang tidak terlalu
populer karena resistor jenis lain mempunyai karakteristik yang lebih
baik, seperti toleransi, kemandirian terhadap tegangan (resistor
komposisi karbon berubah resistansinya jika dikenai tegangan lebih), dan
kemandirian terhadap tekanan/regangan. Selain itu, jika resistor
menjadi lembab, panas solder dapat mengakibatkan perubahan resistansi
dan resistor jadi rusak.
Walaupun begitu, resistor ini sangat reliabel jika tidak pernah diberikan tegangan lebih ataupun panas lebih.
Resistor ini masih diproduksi, tetapi relatif cukup mahal. Resistansinya berkisar antara beberapa miliohm hingga 22 MOhm.
Film karbon
Selapis film karbon diendapkan pada selapis substrat isolator,
dan potongan memilin dibuat untuk membentuk jalur resistif panjang dan
sempit. Dengan mengubah lebar potongan jalur, ditambah dengan
resistivitas karbon (antara 9 hingga 40 µΩ-cm) dapat memberikan
resistansi yang lebar.
Resistor film karbon memberikan rating daya antara 1/6 W hingga 5 W pada
70 °C. Resistansi tersedia antara 1 ohm hingga 10 MOhm. Resistor film
karbon dapat bekerja pada suhu di antara -55 °C hingga 155 °C. Ini
mempunyai tegangan kerja maksimum 200 hingga 600 v
Film logam
Unsur resistif utama dari resistor foil adalah sebuah foil logam paduan khusus setebal beberapa mikrometer.
Resistor foil merupakan resistor dengan presisi dan stabilitas terbaik.
Salah satu parameter penting yang memengaruhi stabilitas adalah
koefisien temperatur dari resistansi (TCR). TCR dari resistor foil
sangat rendah. Resistor foil ultra presisi mempunyai TCR sebesar
0.14ppm/°C, toleransi ±0.005%, stabilitas jangka panjang 25ppm/tahun,
50ppm/3 tahun, stabilitas beban 0.03%/2000 jam, EMF kalor 0.1μvolt/°C,
desah -42dB, koefisien tegangan 0.1ppm/V, induktansi 0.08μH, kapasitansi
0.5pF
PENANDAAN RESISTOR
Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan
resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup
besar untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang
sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan biasanya
cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga
mungkin, seperti merah tua atau abu-abu.
Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat
untuk menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua
diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di
tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah "badan, ujung, titik"
memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi
dasarnya adalah ±20%. Resistor dengan toleransi yang lebih rapat
menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%) pada ujung lainnya.
Identifikasi empat pita
Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering
digunakan. Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi
badan resistor. Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga
resistansi, pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang
ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan
toleransi harga resistansi. Kadang-kadang terdapat pita kelima yang
menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem
lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.
Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω
= 560 kΩ ± 2%. Deskripsi yang lebih mudah adalah: pita pertama, hijau,
mempunyai harga 5 dan pita kedua, biru, mempunyai harga 6, dan keduanya
dihitung sebagai 56. Pita ketiga,kuning, mempunyai harga 104,
yang menambahkan empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat,
merah, merupakan kode untuk toleransi ± 2%, memberikan nilai 560.000Ω
pada keakuratan ± 2%.
Warna | Pita pertama | Pita kedua | Pita ketiga (pengali) | Pita keempat (toleransi) | Pita kelima (koefisien suhu) |
---|---|---|---|---|---|
Hitam | 0 | 0 | × 100 | ||
Cokelat | 1 | 1 | ×101 | ± 1% (F) | 100 ppm |
Merah | 2 | 2 | × 102 | ± 2% (G) | 50 ppm |
Jingga (oranye) | 3 | 3 | × 103 | 15 ppm | |
Kuning | 4 | 4 | × 104 | 25 ppm | |
Hijau | 5 | 5 | × 105 | ± 0.5% (D) | |
Biru | 6 | 6 | × 106 | ± 0.25% (C) | |
Ungu | 7 | 7 | × 107 | ± 0.1% (B) | |
Abu-abu | 8 | 8 | × 108 | ± 0.05% (A) | |
Putih | 9 | 9 | × 109 | ||
Emas | × 10-1 | ± 5% (J) | |||
Perak | × 10-2 | ± 10% (K) | |||
Kosong | ± 20% (M) |
Identifikasi lima pita
Identifikasi lima pita digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%,
0.5%, 0.25%, 0.1%), untuk memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita
pertama menunjukkan harga resistansi, pita keempat adalah pengali, dan
yang kelima adalah toleransi. Resistor lima pita dengan pita keempat
berwarna emas atau perak kadang-kadang diabaikan, biasanya pada resistor
lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang
kelima adalah koefisien suhu.
Resistor pasang-permukaan
Resistor pasang-permukaan dicetak dengan harga numerik dengan kode yang
mirip dengan kondensator kecil. Resistor toleransi standar ditandai
dengan kode tiga digit, dua pertama menunjukkan dua angka pertama
resistansi dan angka ketiga menunjukkan pengali (jumlah nol). Contoh:
"334" | = 33 × 10.000 ohm = 330 KOhm |
"222" | = 22 × 100 ohm = 2,2 KOhm |
"473" | = 47 × 1,000 ohm = 47 KOhm |
"105" | = 10 × 100,000 ohm = 1 MOhm |
Gambar ini menunjukan empat resistor pasang permukaan (komponen pada
kiri atas adalah kondensator) termasuk dua resistor nol ohm. Resistor
nol ohm sering digunakan daripada lompatan kawat sehingga dapat dipasang
dengan mesin pemasang resistor.
Resistansi kurang dari 100 ohm ditulis: 100, 220, 470. Contoh:
"100" | = 10 × 1 ohm = 10 ohm |
"220" | = 22 × 1 ohm = 22 ohm |
Kadang-kadang harga-harga tersebut ditulis "10" atau "22" untuk mencegah kebingungan.
Resistansi kurang dari 10 ohm menggunakan 'R' untuk menunjukkan letak titik desimal.
"4R7" | = 4.7 ohm |
"0R22" | = 0.22 ohm |
"0R01" | = 0.01 ohm |
Resistor presisi ditandai dengan kode empat digit. Dimana tiga digit
pertama menunjukkan harga resistansi dan digit keempat adalah pengali.
Contoh:
"1001" | = 100 × 10 ohm = 1 kohm |
"4992" | = 499 × 100 ohm = 49,9 kohm |
"1000" | = 100 × 1 ohm = 100 ohm |
"000" dan "0000" kadang-kadang muncul bebagai harga untuk resistor nol ohm
Resistor pasang-permukaan saat ini biasanya terlalu kecil untuk ditandai.
PENANDAAN PASANG-PERMUKAAN
Format:
XX YYYZ
- X: kode tipe
- Y: nilai resistansi
- Z: toleransi
Kode Tipe | Rating Daya (Watt) | Teknik MIL-R-11 | Teknik MIL-R-39008 |
---|---|---|---|
BB | ⅛ | RC05 | RCR05 |
CB | ¼ | RC07 | RCR07 |
EB | ½ | RC20 | RCR20 |
GB | 1 | RC32 | RCR32 |
HB | 2 | RC42 | RCR42 |
GM | 3 | - | - |
HM | 4 | - | - |
Toleransi | Teknik Industri | Teknik MIL |
---|---|---|
±5% | 5 | J |
±20% | 2 | M |
±10% | 1 | K |
±2% | - | G |
±1% | - | F |
±0.5% | - | D |
±0.25% | - | C |
±0.1% | - | B |
Rentang suhu operasional membedakan komponen kelas komersil, kelas industri dan kelas militer.
- Kelas komersil: 0 °C hingga 70 °C
- Kelas industri: −40 °C hingga 85 °C (seringkali −25 °C hingga 85 °C)
- Kelas militer: −55 °C hingga 125 °C (seringkali -65 °C hingga 275 °C)
- Kelas standar: -5 °C hingga 60 °C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar